Pasar Terapung, Pasar yang Terapung
SUNGGUH nggak afdhol jika ke Banjarmasin nggak mampir ke Pasar Terapung. Ungkapan itu sering kali diucapkan tamu-tamu luar daerah yang bertandang ke Banjarmasin, yang memang asing dengan pasar yang terapung tersebut.
Jika berangkat dari pusat kota dengan menggunakan perahu mesin atau yang biasa disebut Klotok, diperlukan waktu sekitar 45 menit untuk menuju pasar yang berada di aliran Sungai Barito tersebut.
Namun, jika dari pusat kota hingga kawasan Alalak menggunakan transportasi darat, maka tak memerlukan banyak waktu untuk sampai ke pasar tersebut. Biaya untuk sewa klotok pun tak begitu mahal. Karena, antara Alalak dengan lokasi Pasar Terapung tak begitu berjauhan. Kalau dari Alalak, klotok biasanya dicarter dengan harga Rp70 ribu (tergantung bisa tidaknya pencarter me-nego). Selain diajak menyusuri sepanjang pasar, pencarter pun bakal diajak berwisata ke Pulau Kembang (baca ulasan di tulisan berikutnya, red).
Pasar terapung ini sudah ada sejak lebih 400 tahun lalu. Dimana, penduduk dari pedalaman membawa hasil bumi atau hasil kerajinannya untuk dijual secara barter dengan barang dari penduduk pesisir dan pedagang-pedagang yang datang ke pasar tersebut. Namun, tentunya itu tradisi dulu. Sekarang, sudah nggak ada lagi yang namanya sistem barter di pasar tersebut.
Selain dilakukan di atas aliran sungai (perahu, red), kekhasan pasar ini adalah waktu transaksinya yang berkisar dari pukul 05.00 Wita hingga pukul 09.00 Wita. Apabila lewat dari jam tersebut, maka sudah dapat dipastikan bahwa pasar bakal sepi. Karena, setelah pukul 09.00 Wita tersebut, para pedagang akan berpencar, menyusuri sungai-sungai kecil, untuk menjual barang dagangnya ke penduduk yang rumahnya berada di bantaran sungai.
Banyak yang diperjualbelikan. Mulai dari sayur-mayur, bahan kerajinan, buah-buahan, dan banyak yang lainnya. Bagi Anda yang hanya ingin bersantai, Anda pun bisa menikmati secangkir teh atau kopi, plus makanan/ kue khas Banjar, sembari menikmati goyangan ombak yang menerpa klotok yang Anda tumpangi.
Penasaran? Makanya, kalo ke Banjarmasin, jangan lupa ke Pasar Terapung ya...Karena, sebagaimana yang disebutin di atas, nggak afdhol banget gitu lhoh, kalo ke Banjarmasin nggak mampir ke pasar yang satu ini...he...he... (khairil/ sumber : Visitors Guide Book South Kalimantan 1991)
Pulau Kembang, Pulaunya Kelompok Kera
SEBAGAIMANA yang disinggung di atas, tak jauh dari Pasar Terapung, terdapat satu tempat wisata khas lain di Kota Banjarmasin ini. Tempat wisata yang dimaksud adalah Pulau Kembang yang dihuni ratusan bahkan ribuan kera.
Untuk menuju Pulau yang satu ini, Anda tak bisa menggunakan kendaraan darat. Karena, yang namanya pulau tentu di kelilingi oleh air. Oleh karenanya, untuk bisa mencapai pulau tersebut, Anda lagi-lagi harus menggunakan klotok.
Kalau dari Pasar Terapung, mungkin hanya memakan waktu 10 menit untuk sampai ke pulau tersebut. Sehingga tak jarang, kunjungan ke Pasar Terapung, selalu dirangkaikan dengan kunjungan ke Pulau Kembang.
Pulau Kembang merupakan hutan wisata dengan luas sekitar 60 hektar. Selain dihuni kera-kera yang akrab dengan manusia (meski terkadang ada juga yang tak bersahabat), jika Anda beruntung, maka Anda juga bisa menjumpai jenis kera khas Kalimantan Selatan, yakni Kera Bekantan, si pemalu berhidung mancung, dengan bulu badan berwarna pirang.
Sekadar diketahui, Pulau Kembang merupakan salah satu tempat favorit etnis Cina. Latar belakangnya adalah kepercayaan etnis tersebut yang apabila memberi banyak makanan kepada kera-kera di Pulau Kembang itu, maka orang yang bersangkutan bakal mendapatkan rejeki yang berlimpah.
Bagi Anda yang ingin berkunjung ke tempat yang satu ini, mohon diperhatikan hal-hal berikut :
1. Siapkan makan-makanan ringan seperti kacang kulit dan sebagainya untuk pakanan para kera.
2. Jangan membawa tas, atau sejenisnya. Karena, tas atau barang bawaan Anda bisa jadi direbut oleh sekelompok kera dan dibawanya kabur. Kendati demikian, bukan berarti Anda bisa menaruhnya sembarangan di dalam klotok. Karena, klotok juga bisa dinaiki para kera, hingga tas Anda juga akan "diobrak-abriknya". Jadi, taruhlah barang bawaan Anda di di tempat yang aman dan tersembunyi, yang tidak mudah dijangkau oleh kera-kera yang berseliweran.
3. Siapkan pula sejumlah uang (terserah uang kecil atau pun besar). Karena, di lokasi wisata tersebut cukup banyak peminta-minta. Jadi, itung-itung bersedekah sembari berwisata gitu lah...
Akhirnya, selamat bernostalgia dengan kera-kera he...he... Ingat-ingat teman seperjalanan Anda, karena, bisa saja tertukar dengan.kera,,,wkkkk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar